Sabtu, 15 Oktober 2011

Hatiku Retak2

hatiku retak-retak
bukan karena terjatuh
tapi karena terlalu sering mengingatmu

hatiku retak-retak
bukan, bukan karena kesendirianku
tapi karena ketidaksendirianmu

hatiku retak-retak
mulai merenggang....
satu kepingannya terlepas dan terjatuh
kupungut dengan perih, malah membuat tanganku terluka

hatiku retak-retak
dan rapuh....
ku lekatkan kuat kembali
namun bekasnya terlihat jelas
karena begitulah cintamu, terlalu membekas dihatiku

Sabtu, 08 Oktober 2011

insomnia 2




dini hari itu harusnya sunyi
namun nyatanya begitu riuh
aku tak terjaga sendiri kali ini
penikmat mimpi tampak bosan terus terlelap
bunyian malam tak terdengar
rintikan hujan entah singgah kelangit mana
dan hari ini aku tak sendiri
menikmati malam menuju pagi!!

Kamis, 06 Oktober 2011

insomnia





mataku terpejam
telingaku mendengar jauh
suara helaan nafas para penikmat mimpi
bunyian malam mengisyaratkan kesunyian
rintikan hujan menemani sunyiku
tinggallah diriku sendiri
menikmati malam menuju pagi

lelakiku kelak,,,



Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang curi-curi kesempatan menatapku
Dan bersikap acuh saat kubalas tatapanmu

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang tak pernah merayu
Yang tak banyak bicara saat didekatku
Yang meletakkan tanganmu dikepalaku
Saat hujan tak berpayung

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang berpura-pura menanyakan bola
Padahal hanya ingin sekedar tau kabarku
Yang memintaku membangunkanmu
Padahal hanya ingin mendengar suaraku ditiap pagi

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang menggenggam tanganku
Saat melewati lalulalang kendaraan dijalanan itu
Yang tersenyum dan mengacak rambutku
Saat berkelakuan bodoh dihadapanmu

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang membiarkan airmataku jatuh dibajumu
Padahal kau benci basah
Yang berusaha tepat waktu
Padahal kau selalu telat

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang marah besar
Saat aku melakukan kesalahan ceroboh
Sedangkan kau hanya terlalu khawatir
Aku bisa terluka karenanya

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang membanting pintu dan memecahkan kaca
dibelakangku
Saat ada kesalahpahaman diantara kita
Kaukah itu??
Yang menangis tertahan
Saat ku putuskan untuk pergi
Yang terlihat tak peduli
Padahal terlalu ingin menahanku

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu??
Yang tetap membiarkankanku menguasai ruang hatimu
Meski aku tlah jauh pergi
Kaukah itu??
Yang tetap menungguku
Hingga aku kembali,,,

Lelakiku kelak,,,
Kaukah itu???
Ku harap itu kau,,,,

Sabtu, 01 Oktober 2011

Sang ayah mempelai wanita



Menyaksikan pernikahan teman hari ini, sungguh luar biasa sakralnya acara ini. Meski bukan bagian dari pernikahan itu, tapi entah kenapa jadi ikut deg-degan, jadi ikut terharu. Wuaaaa.... entah kapan saya akan ada diposisi itu hohoho,,,

Melihat sang mempelai wanita yang sempat panik, uring-uringan selama dua bulan terakhir ini akibat wajah mulus terawatnya mengeluarkan peluru-peluru kecil berwarna merah merona nyaris disetiap bagian wajahnya. Belum lagi kecelakaan yang sukses merenggut kemulusan telapak kaki kanannya. Tenang teman, Peluru-peluru kecil untuk sementara sudah terevakuasi dengan baik, meski telapak kaki masih tampak terbalut perban. Hari ini tetap kamu ratunya!!

Namun, ada sosok pria yang menarik perhatianku. Lelaki setengah baya yang duduk gelisah dibalik papan kecil yang bertuliskan “wali nikah”. Beliau lah sang ayah mempelai wanita. Wajahnya tampak begitu gelisah, dipandangi trus wajah sang anak perempuannya sesekali berpaling melihat ke arah lelaki yang akan menjadi menantunya. Seakan bimbang, seakan tidak yakin, seakan takut. Bukan, bukan karena beliau tidak bahagia untuk pernikahan putrinya. Ini seperti bentuk rasa takut kehilangan. Bukan, bukan pula karena beliau tidak ingin melepaskanmu. Ini hanya bentuk rasa betapa sayangnya beliau padamu. Beliau hanya takut jikalau ada hal-hal yang buruk yang datang padamu suatu saat nanti, karena beliau sudah tak ada lagi disampingmu sudah terlalu jauh untuk memeluk dan memberi kekuatan untukmu. Beliau hanya terlalu menyayangimu.

Untuk para ayah yang akan menikahkan putrinya, jangan pernah takut kehilangan putrimu. Percayalah bagi kami pun meninggalkanmu adalah hal yang berat. Tapi inilah bagian hidup yang tetap harus kami jalani. Ayah, cukup berdoa saja untuk kebahagiaan kami ya.